Senin, 13 November 2017

Mengapa orang2 Yahudi membunuh Stefanus ?

Kisah Para Rasul 7:51-60 (TB) Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya." Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. http://www.bibleforandroid.com/v/d46306b425b0.
Stefanus adalah martir pertama setelah Tuhan Yesus, tetapi lalu pertanyaanya mengapa Stefanus dibunuh ? Jawabannya adalah tdk tahu. Karena Alkitab tdk menjelaskannya. Kita hanya bisa mereka2 dari cerita2 ini. Mungkin mereka iri hati karena Stefanus dengan begitu rincinya menjelaskan tentang sejarah bangsa Israel, tetapi yg jelas bahwa Stefanus menegur mereka dgn kata2 yg begitu keras atas perbuatan mereka, kemunafikan mereka. Hidup keagamaan mereka sepertinya ditelanjangi oleh Stefanus sehingga mereka gelap mata, padahal dikatakan hati mereka tertusuk. Tetapi gengsi mereka terlalu tinggi untuk mengakui kebenaran yg diungkapkan Stefanus. Hal ini juga berlaku untuk pemipin agama saat ini, kesombongannrohani bisa membutakan kita dan tdk lagi melihat benar atau salah. Seolah olah perbuatannya sudah benar sehingga tidak dapat lagi menerima input dari orang lain. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar