2 Korintus 7:10-11 (TB) Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.
Ada 2 jenis duka cita. Satu ysng datang dari Allah dan satu lagi yang dari dunia ini. Kedua jenis duka cita ini amatlah berbeda dan dapat dirasakan. Duka cita yang dari Allah pasti membawa pertobatan dia tdk hanya menyesal tetapi adanya kesungguhan besar untuk bertobat, adanya perasaan jengkel terhadap dosa yg dilakukan, adanya kegiatan dalam upaya memerangi dosa tersrbut dan rela dihukum apapun akibat dari perbuatan dosa tersebut
Jumat, 30 Desember 2016
Pertobatan yang sejati
Kamis, 29 Desember 2016
Ayub 3
Ayub 3:1-13 (TB) Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya. Maka berbicaralah Ayub: "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan. Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya. Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya. Malam itu — biarlah dia dicekam oleh kegelapan; janganlah ia bersukaria pada hari-hari dalam setahun; janganlah ia termasuk bilangan bulan-bulan. Ya, biarlah pada malam itu tidak ada yang melahirkan, dan tidak terdengar suara kegirangan. Biarlah ia disumpahi oleh para pengutuk hari, oleh mereka yang pandai membangkitkan marah Lewiatan. Biarlah bintang-bintang senja menjadi gelap; biarlah ia menantikan terang yang tak kunjung datang, janganlah ia melihat merekahnya fajar, karena tidak ditutupnya pintu kandungan ibuku, dan tidak disembunyikannya kesusahan dari mataku. Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat
Akhirnya Ayub tidak tahan lagi, memang kalau dilihat keadaan Ayub cukup wajar kalau Ayub mengeluh mungkin sakitnya yg membuatnya mengeluh. Kehilangan harta dan Anak2nya mungkin masih bisa bertahan tetapi ditambah sakitnya mungkin sekali tidak tertahankan. Karena sakit yg diderita Ayub sungguh luar biasa menyakitkan.
Sakit adalah sesuatu cobaan yg sangat berat siapapun dan apapun kondisi orang tersebut. Serohaninya seseorangpun dalam menghadapi sakit pasti akan berbeda dan bisa berpikir lain dan hal itu adalah hal yg wajar.
Tetapi tentunya jangan lama dan membiarkan hal itu terjadi, cepat2 meminta pertolongan. Ayub memiliki sahabat yg peduli terhadap dia, walaupun nasehat yg diberikan oleh sahabatnya tdk sesuai dengan harapan Ayub tetapo sahabat Ayub peduli dan berusaha membantu. Krpedulian itu yg diprerlukan, wujud kepedulian yg dibutuhkan, walsupun tdk pandai berkata kata tetapi kepedulian itu perlu.
Selasa, 27 Desember 2016
Ayub 2
Ayub 2:10-13 (TB) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Téman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia. Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit. Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.
Inilah yg membuat Ayub menerima dgn sabar apa sedang menimpa Ayub. Hidup ini tdk selamanya mudah dan sesuai dengan harapan kita ada kalanya hidup ini payah, bukannya kita berbuat sesuatu yg salah atau sesuatu yg tdk menyenangkan Tuhan disaat inilah kita hrs punya pikiran seperti Ayub yg dalam situasi yg amat berat bahkan sahabat2nya tdk mengenali Ayub lagi tetapi Ayub bersikukuh bahwa kita tdk boleh berbantah dgn Tuhan apa yg kita terima saat ini, yg tdk sesuai dengan harapan kitapun hrs dengan sukacita dan tetap bersyukur apapun yg diberikan Allah, pastilah ada hal baik dibalik hal buruk yg terjadi. Pertanyaanya apakah kita sisp ? Tahun depan sudah didepan mata, mungkin keadaan tdklah sesuai dgn harapan kita ? Mari kita bersiap diri dengan lebih mendekatkan diri ke Tuhan agar kita memiliki hati seperti hatnya Ayub dan berkata apapun yg terjadi pada kita kita tdk menyalahkan Tuhan dan keadaan. Amin
Senin, 26 Desember 2016
Ayub
Ayub 1:1, 21-22 (TB) Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Iman Ayub benar2 dicobai dan dia tetap teguh, tdklah mudah menerima cobaan seperti ini Ayub sanggup karrna dia saleh dan menjahui kejahatan serta percaya bahwa Tuhan yang pegang kontrol dlm segala galanya, Ayub mengenal betul siapa Tuhannya. Pencobaan bisa datang pada siapa saja tetapi pengenalan akan Tuhan yang akan membedakan sikap kita dalam menerima pencobaan itu.
Rabu, 21 Desember 2016
Kelahiran Tuhan Yesus
Matius 2:16-18 (TB) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
Kelahiran Yesus bukan saja membawa sukacita tetapi duka yang mendalam bagi keluarga yang memiliki anak usia 2 thn kebawah. Tidak tahu ada berapa banyak keluarga yg memiliki anak2 seusia itu tetapi bisa dibayangkan betapa berdukanya ayah ibunya. Tetapi hal ini kurang populer utk bahan kotbah, orang2 lebih tertarik dgn sukacita Natal yaitu Tuhan datang utk membebasakan manusia dari hukuman dosa dan itu memang benar adanya, saya hanya mau berkata bahwa sebenarnya bukan hanya Yusuf dan Maria serta bapa di Sorga yg berkorban tetapi banyak orang2 lain lagi yg namanya tdk tercantum dalam Alkitab. Saya hanya ingin menunjukan betapa mahalnya harga keselamatan kita, kita patut bersyukur karenanya.
Kamis, 08 Desember 2016
Berbuat baik
Galatia 6:1, 9-10 (TB) Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. http://www.bibleforandroid.com/v/d4e74f22002d Paulus mengajarkan pada kita untuk tidak jemu jemu berbuat baik tetapi Paulus lebih menekankan kepada saudara saudara seiman. Paulus disini tdk mengatakan kalau tdk seiman jangan berbuat baik terhadap mereka, Paulus hanya memberi penekanan untuk berbuat baik kepada saudara2 seiman. Ini bukan tanpa alasan. Karena pada waktu itu orang2 Kristen menerima penganiayaan berat dari penguasa saat itu nyaitu orang2 Roma, jadi penting sekali untuk sesama Kristen untuk berbuat baik sesama Kristen untuk menunjukan kasih satu sama lainnya. Wajarkah Ayub berkeluh kesah terhadap apa sedang menimpa Ayub ? Bagaimana Tuhan melihat ini semua apakah Dia bangga akan Ayub ? Kalau melihat ayat 6 ini tentunya Tuhan pantas bsngga kepada Ayub, walaupun sebelumnya mungkin Allah kuatir saat Ayub menyesal sudah dilahirkan dan mengutuk hari kelahirannya tetapi pada akhirnya kemenangan ada dipihak yang benar. Bagaimana dengan kita hari ini, apa yang membuat Tuhan bangga akan kita. Apalah karena kita sukses secara materi ataukah Allah berbangga hati karena iman kita yg tdk tergoyahkan sekalipun hidup ini tdk selamanya adil menurur fikiran kita ?