Rabu, 18 Mei 2016

Hari ke-3

Matius 5:3-12  dikenal sebagai kotbah di bukit, ini menunjukan sikap seorang murid Yesus yang sangat berbeda dengan dunia ini. Nilai-nilai yang Yesus terapkan sangat bertolak belakang. Nilai-nilai itu amat berbeda dengan yang dunia tawarkan. Misalnya dunia menawarkan kebahagian apabila seseorang memiliki banyak harta. Tetapi Yesus menawarkan kemiskinan juga bisa mendatangkan kebahagian asal dengan satu kondisi,  yaitu miskin dihadapan Allah. Ini mengandung makna mencari Tuhan dengan segenap tenaga, kerendahan hati dan tidak ingin berada dalam kondisi yang begitu begitu saja, kalau seseorang merasa miskin tidak ada yang mau terusan terusan dalam konidisi tersebut,  ingin cepat-cepat keluar dari kemiskinan tersebut. Jadi dengan cara pandang yang sama bahwa kita ini miskin,  jadi butuh Tuhan. Diakhir pembahasan ayat ini penulis menanyakan 3 hal yang untuk saya pribadi begitu menyentuh. Bagaimana tidak kita hidup di dalam dunia real yang yang atau kekayaan menjadi hal yang utama belum lagi ada orang bilang dengan membandingkan mana jauh  lebih enak makan malam di Ferancis di sebuah restoran mewah dibandingkan dengan makan malam dipinggir jalan yang bau dan kotor di Jakarta. Hal ini memang mengganggu pikiran saya, saya tidak berpikir bagaimana setelah atau saat makan malam di Restoran mewah di Ferancis tersebut kemudian masuk teroris menembaki semua orang yang di tempat itu atau pasangan itu lalu bertengkar hebat dan akhirnya berpisah sementara itu pasangan yang sedang makan di emperan toko pulang berboncengan naik motor butut, tetapi hidup dengan bahagia karena mereka puas dengan apa yang ada pada mereka. Hal ini mungkin saja terjadi tidak ada satu orang pun yang tahu. Jadi yang mana pilihan kita?  Jadi benar apa firman Tuhan katakan semuanya tergantung cara kita berpikir, sudahka kita berpikir sedemikian rupa, itulah METANONIA yang Tuhan maksudkan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar