Senin, 09 Mei 2016

Teguran Paulus untuk mereka yang berbahasa roh

1 Korintus 14:6-10, 18-19 (TB) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi — bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang? Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! Ada banyak — entah berapa banyak — macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.
Paulus menegur mereka yg meyombongkan dirinya atas bahasa roh yang mereka miliki, mereka lupa bahwa bahasa roh yang  mereka miliki merupskan karunia Tuhan. Tentunya Paulus tidak dalam kapasitas hendak mryombongkan diri, bahwa dalam Jemaat di Korintus dan Jemaat2 yang lainnya bahwa dirinya lebih memiliki karunia itu dibandingkan dengan Jemaat2 yang ada TETAPI dalam pertemuan Jemaat Paulus tidak menngunakan bahasa roh, karena tdk ada gunanya, ini sangat bertolak belakang dengan sebahagian orang yang menyebut diri mereka hamba Tuhan. Bahkan Paulus membandingan lebih baik menggunakan 5 kata yang dapat dimengerti dari pada beribu ribu bahasa roh, sunguh ironis dengan fenomena yg terjadi saat ini. Ini juga bukan berarti bahasa roh, bahasa yang tidak dapat dimengerti, bahkan Paulus katakan tdk ada bunyi yang tidak mengandung arti. Mungkin bisa saya ilustrasikan begini. Di dalam Jemaat tdk ada yang mengerti bahasa Rusia dan ada Jemaat yg bebahasa roh yaitu bahasa Rusia, bukankah itu menjadi bahasa asing bagi para pendengarnya dan tidak ada artinya sama sekali. Karena Jemaat tidak dibangun sama sekali jadi bahasa roh mereka menjadi sia sia saja. Sekali lagi saya mau katakan mungkin bahasa roh masih ada pada masa itu. Tetapi kalau kita amati pemakaian bahasa roh semakin menghilang. Seiring selesainya penulisan Alktab. Jadi Alkitab sekali lagi terbukti benar bahwa bahasa roh memang ada saatnya akan berhenti. Jadi jangan bangga dengan bahasa roh yang kits ucapkan dengan pengulangkan kata yang berulang tanpa makna dan tidak dimengerti sama sekali. Sebsliknya kita merasa malu atas teguran Paulus ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar