QPAkhirnya saya mengambil keputusan untuk meneliti kembali dari ayat2 Firman Tuhan tentang Murid2 Yesus abad mula2, dari komitmen mereka, pengorbanan mereka, bagaimana sosial mereka hingga kasih diantara mereka yang orang lain menilai mereka adalah sekelompok murid Yesus. Orang lain yang menilai terlihat dari kasih mereka satu sama lain. Berarti tidak ada yang seperti mereka ada pada waktu itu. Inilah yang saya katakan sudah jarang atau sdh hilang, mungkin masih ada tetapi mungkin mereka sekelompok kecil. Dan kinilah saatnya kita kembali meneliti Injil, atau ajaran Yesus terutama Buku Kisah Para Rasul ini. Karena kebanyakan Gereja yang ada sekarang berlomba lomba untuk membuat Kebaktian tiap minggu bersesi sesi. Dari kebaktian pertama jam 7.00 pagi hingga sesi terakhir jam 7.00 malam, sehingga menghilangkan makna ibadah yang sesungguhnya nyaitu Fellowship antar jemaat. Jemaat ditawarkan kemudahan untuk beribadah kalau tidak sempat kebaktian jam 7.00 pagi, ada jam 10.00, kalaupun tdk sempat jam 10.00 masih ada sore hari. Bahkan ada dilur negeri jematat haya berdiam dalam mobil dan hanya mendengaratba. Itukah tujuan awal Yesus dengan bantuan Petrus dan rasul yg lain mendirikan JemaatNya. Alangkah mirisnya, kalua hal itu terjadi. Jangan kita mengambil contoh jauh2, anak2 kita saja kalau lagi menunggu makan tiba tdk ada yang berfellowship satu sama lain, mereka sibuk dengan gagetnya sendiri sendiri, dari mana mereka belajar hal tersebut tentu dari kita orang tuanya, sebenarnya tdk ada yg salah dalam hal ini, yang salah adalah motivasi, Jemaat masihkah kita berfellowship satu dengan yang lainya, saling menegur dan menguatkan satu sama lainya atau mereka memilih jam kebatian karena pengkotbahnya, lebih lucu dan tdk membosankan. Mereka sdh mempunyai pengkotbah pavorite sendi bukan datang untuk mau ditegur, diingatan akan dosa2nya yang telah diperbuatnya dan mereka harus bertobat. Sesuai dengan FirmanTuhan ( 2 Tim.3:26-17 ).
1. Yang pertama komitmen mereka ( Kis.1 dan 2 )
Tidak diragukan lagi komitmen mereka. Mereka, murid2 yg mula2 itu yang terdiri dari berbagai daerah ada yang dari Mesopotamia, Kapodakia, Mesir, Kirene, Partia, Elam , Asia dan lain2. Mereka semua stay di Yerusalem, untuk apa ? Alkitab mengatakan mereka stay di Jerusalem untuk menerima pengajaran para rasul, mereka berkumpul untuk berdosa ( Kis.2:41 - 42). Mereka dari berbagai daerah tetapi mereka tetap bersatu, hari ini kebanyakan Jemaat bersatu atas dasar kesamaan derajat, suku, bisnis atau kepentingan bukan lagi membuka mata apa yang saya bisa bantu untuk kesatuan Jemaat. Sangat disayangkan itulah fakta Gereja saat ini. Atau saat ibadah kita berpikir siapa lagi yg bisa saya frospek dan lain sebagainya bahkan ada yg berpikir saya makan apa dan dan dimana sepulang ibadah. Semua itu tdk ada salahnya silahkan aja berbuat demikian tetapi jangan lupa hal itu kita lakukan untuk kesatuan jemaat. Mari kita membuka mata kita pasti aja yg datang ke Gereja lagi dalam masalah dan pergumulan hidup, mungkin kita sendiri lagi sedang bergumul, adakah kita meminta bantuan kepada yg lebih rohani tentunya. Kita yang lebih rohani menaggung penderitaan yang kurang rohani dari kita
Kemudian bagi kita bagian pelajaran yang mana bisa kita ambil untuk diri kita, saya mengamati orang2 tertentu yang minggu demi minggu datang terlambat. Mungkin kita tdk punya komitmen seperti saudara kita pada Jemaat mula2. Yang bahkan rela meninggalkan kotanya, rumahnya, harta bendanya untuk sebuah arti keselamatan menjadi pengikut Kristus. Ada baiknya kita berkaca kembali pada Firman Tuhan ini selagi Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat. Kita tdk tahu kapan batas kesabaran Tuhan itu. Masihkah kita membuat alasan, ataukah kita merasa malu dengan komitmen saudara2 kita abad pertama . Yang sering saya dengar adalah alasan zaman mereka berbeda dengan zaman kita. Sekarang lebih sulit dari zaman mereka. Saya katakan tidak sekarang zamannya justru lebih msju, lebih enak dari zaman mereka. Mereka memakai penerang obor atau lampu teplok, tdk ada ac, tdk ada mobil, tdk ada internet, tdk ada smartphone, tkd ada Strabuk. Pokoka segalanya serba terbatas untuk membaca Alkitab saja tdk ada Alkitab pribadi, hanya ada di Sinagoge yang dibuka dan dibacakan satu kali seminggu. Tetapi, tidak dengan hari ini, semua orang bisa memilikinya di smartphone anda, yang membedakannya adalah kemalasan kita untuk membacanya. Kita lebih suka membaca media social yang belum pasti kebenarannya. Padahal kalau saja kita membacanya seperti 2 Tim. 3:16-17 niscaya kita akan menjadi manusia yg jauh lebih baik, menjadi bapak yang lebih baik untuk anak2 kita, menjadi suami yg lebih baik bagi istri kita, menjadi warga yang baik bagi pemerintah kita dan menjadi pribadi yang lebih baik. Jujur saat kita bangun pagi hari hal apa yang kita lakukan pertama sekali apakah kita datang kepada Tuhan kita dan bersyukur ataukah kita memubaca status kita dimedia social, apa komentar orang tentang status kita. Masih terlambatkah untuk kita berubah, tentu saja tidak ada kata terlambat bagi kita yang masih hidup, Tuhan menunggu kamu berbalik dan Dia akan berlari mendapatkamu.
2. Pengorbanan mereka.
Tidak diragukan betapa besarnya pengorbanan mereka baik Jemaat yang di Yerusalem maupun yang bukan dari Yerusalem, karena harus stay di Yerusalem. Tentu banyak Jemaat di Yerusalem yang membuka pintu rumahnya, menjual harta bendanya, mereka hidup berbagi dan saling mengasihi seperti saudara sendiri, padahal mereka belum kenal sebelumnya, kasih mereka tulus bahkan orang lain dapat merasakanya. Lalu orang2 menarik satu kesimpulan beginilah seharusnya hidup murid2 Yesus.
Hari ini pengorbanan seperti ini sudah sangat jarang terjadi, orang2 lebih memperhatikan sanak saudaranya dari pada Jemaat Allah. Memang mengasihi orang tua dan saudara merupakan perintah Allah juga tetapi mengasihi saudara seiman juga perintah Allah, perintah yang satu jangan diabaikan demikian juga perintah yang lainnya. Tuhan tdk pernah menjanjikan semuanya menjadi mudah apabila kita menjadi muridNya. Saat kita berkata kita mau menjadi murid Yesus saat itu juga kita menjadi bagian keluarga Allah dengan segala masalah yang ada dalam Jemaat besar Allah atau tubuh Allah yang beraneka ragam baik dari sisi budaya, social, maupun perilaku. Kita tdk selamanya membuka rumah kita tetapi sedia kala saat ada Jemaat dari kota lain yang datang berkinjung ke kota kita, masih kita bersedia membuka rumah kita dan tinggal bersama dengan kita ? Atau kita lebih suka dia tinggal di hotel saja agat tdk mengganggu privasi kita dalam hal ini saya punya pengalaman yang tdk pernah saya lupakan saat saya berkunjung ke Singapore beberapa tahun yg silam, dan saya harus menumpang di Appartemet saudara tersebut. Dia memiliki 3 orang anak dan 3 kamar tidur. Kemana mana kita diantar dan banyak detail lainya intinya, seperti itulah dia tunjukan kasihnya pada kita. Padahal kita belum kenal sebelumnya.
3. Kehidupan Sosial Mereka,
Walaupun sebagai murid mereka sadar artinya mereka diasingkan dan dikuduskan. Tetapi dalam kehidupan sehari hari mereka adalah manusia biasa yang bersosialisasi dengan baik, ini di ceritakan pada pasal ke-2 ayat yg terakhir dikatakan mereks disukai oleh semua orang, tdk heran tiap2 hari jumlah mereka bertambah. Karena orang senang bergabung dalam kelompok ini. Kelompok ini uniq dan tulus dan lebih dari itu mereka saling mengasihi. Memang saat ini tidak bisa dipungkiri orang susah percaya pada krtulusan hati seseorang, mungkin dia punya pengalsman pahit atau sudah sda cap tdk mungkin ada orang tulus dizaman seperti ini, ujung2nys punya agenda lain. Tidak, masih ada yang tulus mengasihi tanpa pambri apapun tetapi memang jumlah mereka sedikit dan jarang ditemukan, jarang, bukan berarti tdk ada.
4. Kasih Mereka.
Tidak diragukan lagi mereka y
Minggu, 08 Mei 2016
Sejarah Murid2 abad pertama kini jarang ditemui.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar