Kisah Para Rasul 6:1, 7-10, 15 (TB) Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya. Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini — anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria — bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. http://www.bibleforandroid.com/v/4f9430fe376b
Jemaat makin berkembang sehingga timbulah masalah internal. Ada sekumpulan orang yang tidak dilayani dengan baik, timbul iri hati dan komplain. Para rasulpun merasasa begitu, sehingga mereka memilih 7 orang yang terkenal baik dan tulus untuk melayani. Diantara 7 orang tersbiut termasuk Filipusdan Stevanus Sehingga semua jemaat terlayani dengan baik . Tetapi tetap saja kelompok orang yang tidak suka, dalam hal ini Jemaat dari Kilikia, orang2 Libertini dari Alexandria merasa tidak puas dengan dipilihnya Stevanus sehingga timbul perdebatan diantara mereka. Tetapi karena roh kudus yang ada pada Stevanus mereka kalah berdebat. Dikatakan mereka tidak sanggup melawan hikmat yang ada pada Stevanus. Muka Stevanus begitu cerah dan bersinar bagaikan malaikat.
Pelajaran bagi kita hari ini adalah :
1. Jangan biarkan jika ada masalah dalam Jemaat. Para Penatua dlm Gereja tidak boleh membiarkan berlaraut larut, ambil tindakan untuk mengatasinya.
2. Dalam pemilihan orang tersebut berdasarkan kapasitas dan kerohanian orang tersebut, tidak bisa berdasarkan suka atau tidak suka.
3. Karena sudah sebaik sebaiknya pun dipilih tetap saja kelompok orang yang tidak suka, jadi dibutuhkan kesiapan rohani dari orang tersebut untuk memberi jawab.
4. Majelis Gereja haruslah aktiv dan responsif, apalagi Jemaat yang semakin besar, maka masalahnya juga akan semakin kompleks.
Rabu, 11 Mei 2016
Kis.6
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar