Senin, 09 Mei 2016

Sekali lagi tentang bahasa roh

1 Korintus 14:1-6 (TB) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat. Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Sekali saya mengajak saudara/i untuk mengambil inti pernyataan secara utuh jangan separoh separoh. Pernyataan Paulus ini di tulis sebelum buku Wahyu dituis, jadi kemungkinan besar bahasa roh belum berakhir. Tetapi sebelum Paulus berkata usahskan dirimu untuk bernubuat dan berkata kata dalam bahasa roh, Paulus menekankan sekali lahi kejarlah kasih itu. Mungkin saja Jemaat di Korintus sedang terjebak dengan penggunaan bahasa roh. Jemaat lebih suka berbahasah roh dari pada menerapkan kasih yang merupakan ciri2 utama seorang murid Yesus.Sehingga Paulus menegur Jemaat bahwa apa gunanya jika Paulus datang dan berbahasa roh, jemaat tdk terbangun rohaninya. Jadi Paulus lebih suka berkata kata dengan jelas, tentu lebih menyakitkan bagi jemaat, yang penting bagi Paulus jemaat terbangun imanya sehingga mereka lebih berani lagi  memberitaan Injil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar