Rabu, 18 Mei 2016

Sikap sebagai murid Yesus.

Matius 4:18-22 (TB) Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Siapakah murid Yesus yang pertama Petrus atau Andreas, kalau kita menyusunnya bagai sebuah pasel injil yang lain berkata pertama tama Andreas yang dipanggil menjadi murid Yesus dan Andreas meresponnya dengan positif karena setelah itu Andreas mengajak Yesus dan Yesus memanggil yang lainnya untuk mengikuti Dia. Sampai genap 12 orang. Tidak ada sedikitpun perasaan iri hati di hati Andreas karena pada akhirnya Petruslah yang dipilih Yesus menjadi pemimpin bagi para rasul.
Pelajaran bagi kita kadang kala kita terlebih dahulu menjadi murid Yesus tetapi orang yang baru menjadi pemimpin bagi kita, kita harus siap karena mungkin orang tersebut lebih bertalenta dari kita atau lebih bertumbuh imannya. Saya punya pengalaman tentang hal ini beberapa tahun yang lalu,  seseorang saya Injili dan menjadi murid. Tidak lama kemudian orang tersebut dipilih menjadi pemimpin sebuah Jemaat baru,  dalam hati saya timbul perasaan iri hati, kog dia yang terpilih. Memang pada akhirnya orang ini tidak jadi ke kota tersebut untuk memimpin,  tetapi yang saya mau katakan adalah saya menjadi iri hati, terlepas orang itu terpilih atau tidak. Seharusnya saya memberi suport padanya.  Ya akhirnya orang tersebut, teman saya, buah penginjilan saya meninggalkan Tuhan. Itu memang pilihannya tetapi saya bisa mencegahnya seandainya saya saya bertindak seperti Andreas. Tuhan ampuni dosa iri hati saya. Yang mengherankan saya adalah bagai mana mereka kog terlalu mudah mengikuti Yesus yang belum jelas apakah hidup mereka akan semakin baik atau sebaliknya semakin bertambah susah. Saya percaya sebelumnya mereka sudah berulang kali mendengar kotbah Yesus yang penuh kuasa terakhir tsebelum Simon memutuskan sepenuhnya menjadi pengikut  Yesus dia punya  pengalaman pribadi, setelah sepanjang malam dia melaut tidak menangkap ikan seekorpun tetapi saat Yesus menyuruh Simon menebarkan jalanya walaupun secara pengalaman Simon tidak mungkin menangkap ikan apalagi hari sudah menjelang siang dan lokasinya dibibir pantai Simon takjub akan apa yang terjadi,  jadi tidak heran begitu mudahnya dia meninggalkan ayahnya seorang diri dan mengikuti Yesus, pasti Yesus bukanlah manusia biasa, malah saya yakin dia bangga karena Yesus memilihnya menjadi muridnya. Perasaan bangga itu semakin lama samakin hilang ditelan waktu, kekecewaan kekecewaan yang terjadi dan halangan halangan yang terjadi membuat menjadi biasa biasa saja, saya harus mengembalikan masa masa dimana segala galanya untuk Tuhan dan hanya Tuhan lah yang utama. Dulu saya tidak punya apa2 tetapi kebahagiaan begitu terasa.  Tuhan terimakasih atas ingatan ingatan tempohari yang luar biasa. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar