Jumat, 13 Mei 2016

Kis.8

KKisah Para Rasul 8:1-40 (TB) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Penganiayaan semakin brutal dan semakin masif, seorang muda bernama Saulus, salah seorang dari golongan Farisi bertindak sangat kasar dan berani, dia berusaha membinasakan Jemaat serta memasukan merea kedalam Pejara, karena dengan jalan itu dia berpikir sudah membela Allah karena ketidak tahuan dia,dia menganggap pengikut Yesus hanyalaha sekelompak bidat yang sesat yang pantas untuk dibinasakan . Jadi pada saat itu tidak mudah menjadi pengikut atau menjadi murid Yesus nyawa menjadi taruhannya, anak istri menjadi turut menderita, kita mesti bersyukur karena hati ink tidak seperti waktu itu. Akibat penganiayaan itu Injil makin tersebar karena para murid makin tersebar untuk menghindari penganiayaan itu tetapi dengan menyebarnya mereka juga memberikan Injil dan oleh kuasa roh kudus banyak orang menjadi percaya.
Pelajaran apa yang boleh kita belajar atas peristiwa ini: 
1. Kita mesti bersyukur karena penganiayaan kita tidaklah separah mereka, ia memang ada beberapa dari kita yang mengalami aniaya tetapi tidak separah itu.
2. Penganiayaan tidak dapat menghentikan Injil, malah makin tersebar.
3. Jadi penderitaan yang Tuhan ijinkan terjadi, jangan dilihat dari sisi penghakiman Tuhan mungkin sebagai sarana agar Injil makin tersebar.
4. Yang pergi menyebar bukanlah para rasul, tetapi murid murid biasa,  jadi pembetiaan Injil bukan hanya tugas Pendeta atau Pemberita Injil saja, tetapi merupakan tugas semua orang yang percaya pada Injil Tuhan,  itu adalah wujud rasa syukur kita kepada Tuhan Yesus.

Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar." Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan." Jawab Simon: "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu." Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.
Yang menyebar ke seluruh Negeri adalah murid biasa bukan para rasul. Entah, sebab apa para rasul tetap di Yerusalem, mungkin saja karena Yerusalem di anggap sebagai pusat walaupun penganiayaan sangat berat di kota itu para rasul tetap bertahan,  tetapi murid murid yang bersyukur atas keselamatan yang sudah diperolehnya tidak bisa menahan mulutnya untuk memberitakan Yesus adalah Tuhan dan  Juru selamat.  Filipus juga yang telah dikususapkan untuk pelayanan janda janda tidak tinggal diam dia pergi ke kota Samaria untuk memberitakan Injil dan semua orang menjadi percaya, selain percaya karena kata kata Filipus, juga karena tanda tanda yang diperbuat Filipus. Para rasul juga kaget bahwa di Samria juga orang-orang menjadi percaya tidak terkecuali yang bernama Simon yang tadinya adalah seorang peyihir,  mungkin saja sihir yang dibuatnya kalah dengan yang dibuat oleh Filipus. Dan para rasul mengirim Petrus dan Yohanes ke Samaria. Petrus dan Yohanes datang ke Sama dia untuk menumpagkan tangan ke atas murid-murid yang ada di kota Sama dia karena mereka belum mendapat tumpangan tangan tanda roh kudus ada atas mereka. Entah karena Simon salah motivasi atau karena masih young Kristen, melihat hal yg dilakukan Petrus dan Yohanes dia ingin meyogok Petrus dan Yohanes agar dia juga bisa seperti Filipus, sanggup melakukan penyembuhan dan agar dia juga bisa melakukan penumpangan tangan dan orang-orang yang menerima penumpang an tangan itu bisa menerima roh kudus juga. Atas tindakan itu Petrus dan Yohanes menjadi marah. Lalu Simon menjadi sadar bahwa tindakannya salah dan ia meminta pengampunan agar Tuhan tidak menghukum dia. Kadang kadang pengertian kita yang masih dangkal dosa lama kita bisa muncul kembali. Seperti Simon ini.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari peristiwa ini :
1. Rasa syukur karena keselamatan dari Tuhan, dengan sendirinya akan meluap, tidak ada yang menyuruh murid-murid untuk memberitakan Injil toh mereka tetap memberitakan, walaupun para rasul tidak ada yang menyuruh dan penganiayaan tidak sanggup menghentikan mereka. Hari ini kalau kita tidak memberitakan Injil, kita boleh periksa hati kita mungkin kita tidak bersyukur lagi atas kesalamatan yang dari Tuhan.
2. Petrus dan Yohanes perlu pergi ke kota Samaria untuk mencek apa benar orang orang di Samaria mau menerima Yesus juga karena orang-orang Samaria adalah bisa dikatakan kelompok yang dikucilkan oleh bangsa Yahudi, jadi mereka berpikir bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Dan memang sungguh sungguh benar maka Petrus dan Yohanes menumpang kan tangan agar mereka menerima roh kudus. Apakah mereka rebah, apakah setelah itu mereka berbahasa roh, apakah ada lidah lidah api beterbangan di atas kepala mereka Alkitab tidak ada mengatakan itu.
3. Young Kristen perlu terus rendah hati dan belajar tentang apa itu kerajaan Allah. Pertumbuhan rohani diperlukan bagi setiap murid Yesus. Agar tidak kembali ke dosa asal atau kebiasaan kebiasaan lama, kita adalah manusia baru.

Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" [Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."] Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Satu jiwapun sangat berharga dimata Tuhan, dan Tuhan melihat hati, Tuhan sengaja mengutus Filipus untuk menemui seorang sida sida dari Etiopia yang hatinya ingin sungguh-sungguh mencari Tuhan. Karena hanya untuk beribadah seorang pembesar ini rela pergi dari tempatnya yang jauh hanya untuk pergi beribadah,  karena Etiopia dengan Yerusalem adalah tempat yang begitu jauh. Mungkin juga Tuhan ingin memberi semangat kepada Filipus bahwa ada seorang yang sedang sungguh sungguh mencari Tuhan. Bisa dikatakan tidak ada hambatan yang berarti.  Sida Sida ini sangat rendah hati dan menerima dengan tangan terbuka.
Pelajaran yang bisa kita ambil untuk hari ini bagi kita adalah :
1. Tuhan melihat hati yang sungguh sungguh mencari dia.
2. Kalau Tuhan sudah membuka tidak ada yang bisa menutup.
3. Jangan melihat yang didepan mata, karena mungkin Tuhan sudah membuka hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar